.

.

Senin, 28 Maret 2011

Monolog

Pernahkah kau berbohong, atau setidaknya melebihkan suatu hal di hadapannya hanya karena ingin mendapatkan perhatiannya?
Pernahkah kau merasa sangat ingin pergi darinya hanya agar dia mengejarmu?
Pernahkah kau ingin menggigit tangannya sampai putus hanya supaya dia mengerti?
Dan aku mengalaminya.
Bahkan terkadang aku ingin mencongkel keluar bola matanya hanya karena aku tak ingin dia menatap makhluk lain (baca : perempuan) kecuali aku. Terkadang aku berkhayal bagaimana jika aku menjahit mulutnya agar hanya aku yang bisa mengerti apa yang dia bicarakan, dan agar dia tak memanggil mesra perempuan lain selain aku.
Andaikan itu terjadi pun, ku rasa itu tak ada gunanya.
Itu hanya pertanda bahwa aku terlalu menyayanginya. Dan aku sadari aku memiliki perasaan yang lebih besar darinya (lagi). Salah? Hati kecilku berkata TIDAK, tapi egoku berkata : ya, jelas!
Kenyataannya di sini apa?
Kalau jadi aku, pasti kalian akan mencoba untuk menghibur diri, bukan? Sudah. Tapi apa? Menghibur diri adalah salah satu cara untuk menghindari kenyataan. Oke, itu persepsiku.
Aku hanya menginginkan hal sederhana. Aku hanya ingin diyakinkan dalam bentuk yang konkret bahwa aku memang berbeda dari aku yang dulu masih “sendiri”. Ya harus! Kalau tidak, apa yang membedakan aku kini dan dulu? Lucu memang, tapi ini penting bagiku.
"Hati wanita sedalam samudera."
Ah, kiasan yang berlebihan! Maksudnya apa?
Hati wanita itu susah ditebak? Atau, wanita itu memang rumit?
Aku tahu kalimat ini dibuat oleh seorang laki-laki. Karena sebenarnya bukan karena hati wanita yang sedalam samudera, tapi laki-laki lah yang memang “tidak bisa berenang”, atau mungkin, “takut air"? Atau lebih parah lagi, laki-laki memang tak ingin tahu bagaimana isi dan dalamnya samudera (?)


Oke, aku mulai bingung ini sebenarnya pertanyaan atau pernyataan.

Tidak ada komentar: