.

.

Kamis, 02 Juni 2011

Hidupku pun adalah sebuah keluhan

Kau yang di sana yang slalu ku nantikan. Maaf mungkin ini adalah (lagi) keluhan bagimu. Aku hanya ingin kau tau jika aku di sini menganggap itu adalah curahan biasa yang keluar dari dalam hatiku. Aku memang pengeluh bagimu. meskipun kau tau aku sudah kehilangan semuanya. Teman baikku, hartaku, posisiku, dan kini aku merasa aku telah kehilangan kamu. Kamu yang dulu selalu mengobatiku saat aku terluka, yang selalu membangunkanku di saat aku jatuh. Tapi kini semua itu hanya mitos, bahkan aku lupa jika dulu itu adalah kamu. terimakasih atas apa yang pernah kau berikan. Aku tau aku tak seperti masa lalumu yang selalu tegar menghadapi hidup, bahkan terlalu tegar sehingga dia pergi meninggalkanmu. Tapi aku berbeda, aku memang lemah, tanpa ataupun denganmu.
Aku memang pengeluh. Ya, aku sadar.
Aku memang tak pantas begini.
Padahal kau harus tau, di saat aku berkicau padamu, mungkin aku hanya karena tak ada bahan pembicaraan sehingga aku mengeluhkan hal yang tak semestinya ku keluhkan. Tapi ternyata diriku ini saja memang adalah sebuah keluhan. Maaf.
Sekarang kau tak sehangat dulu. Aku sadar akan hal itu.
Aku ini mungkin hanya seonggok sampah yang mengotori pikiranmu. Buang aku!
Ku mohon buang aku, jika itu bisa membuatmu tenang.
Kau tau mengapa aku berkata ini padamu dan semua keluhan-keluhanku padamu, hanya padamu?
Karna ku kira kau adalah orang yang paling tepat yang pantas untuk ku curahkan.
Karna ku kira kau akan selalu bersamaku.
Karna ku kira kau adalah pengobatku.
Karna ku kira kau adalah semua yang aku punya.
Karna bagiku kau bisa menggantikan itu semua.
Tapi, menyakitkan memang jika kita mengganggap seseorang tapi ternyata dia tak seperti bagaimana kita menganggapnya. Atau.mungkin lebih parah lagi, dia tak menganggap kita seperti bagaimana kita menganggapnya.
Teman baikku, yang menganggapku bukan teman baiknya.
Ayahku pun, kau tau sendiri bagaimana dia menilaiku.
Dan kamu?
Kau tau, apapun yang kau lakukan aku selalu baik menilaimu. Aku selalu terima kau apa adanya. meskipun kau mungkin tak lebih baik dari mereka. Meskipun ada kekuranganmu yang membuat aku merana, atau sedih karenanya.
Tapi aku selalu terima, dan tak berusaha untuk membuatmu berubah menjadi bayangan yang aku inginkan.
Tapi aku selalu salah di matamu.
Apapun yang aku lakukan mungkin hanya kejelekan di matamu.
Aku jelek, aku bodoh, aku tak berguna.
Sepanjang jalan ini, aku selalu berubah demi mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Apa aku pernah mengeluh?
Apa aku pernah berlari saat kau ada masalah?
Apa aku pernah mendua?
Apa aku tak mengimbangimu?
Sayang kau menilaiku salah...
Kau menilaiku salah??
Maaf,


aku salah menilaimu.

28. 05. 11 (22:41)

Liebes mein Tagebuch,

Diese Nacht bin ich sehr traurig. Ich hab' Geburtstag morgen Morgen. Ich hoffe nicht, dass jemand mir ein Geschenk geben wird. Ich wünsche mir nur, dass mein geliebter Freund mich führt, zu beten.
Aber, was passiert dann jetzt?
Er öffnet sein Facebook immer. Er machte das seit heute Morgen.
Warum denn? Sieht er Facebook eines schönen Mädchens?
Ich weiß ja, dass ich nicht so schön bin. Aber, hat er kein Gehirn? Jetzt ist er neben mir nicht, obwohl ich in seinem Haus bin. Ich bin ebenso wie ein Mädchen, das dumm ist. Und er ist ebenso wie ein Mann, der keine andere wichtigere Sache hat zu tun.
Ich weiß noch nicht genau, ob mein Geburtstag schön sein wird, oder nicht. Ich glaub', dass mein Geburtstag in diesem Jahr der schlechtene Geburtstag ist, was mir je passiert ist. Ich wünsche mir eine Geige. Mein  Gott, werde ich sie haben.....? :(
Ach, hier ist mir langweilig... Ich finde, dass er mich nicht so sehr liebt. Manchmal finde ich ihn nicht so ehrlich. Er ist ja ein bisschen kokett an anderen Mädchen!