.

.

Senin, 28 Maret 2011

Who is Jack the Ripper?

Bagi yang belum pernah dengar kata2 Jack the Ripper kayaknya mesti banyak2 baca buku, searching google, atau mentok2 harus berdo’a supaya dikasih ilmu yang banyak deh. Ini adalah legenda Inggris tentang seorang pembunuh berantai yang memutilasi korbannya, tapi menurut gue ini bukan legenda deh coz bener2 terjadi. Eeeeehh, tunggu dulu! Mutilasi emang udah bukan jadi hal yang mengejutkan, apalagi di Indonesia. Sumanto si Kanibal yang namanya udah nggak eksis lagi pun sekarang udah nggak kedengeran scarying lagi. Tapi pembunuhan ala Jack the Ripper lebih menarik untuk disimak kisahnya. Sampai saat ini, siapa sebenarnya Jack the Ripper belum juga terungkap. Tapi Jack digambarkan sebagai sosok pria berjubah hitam, mengenakan topi hampir menutupi wajahnya, membawa sebilah pisau, dan stocking jaring sampe paha (yang terakhir gue sebutin udah pasti becanda!).

Jack the Ripper atau Jack sang Pencabik telah membunuh lebih dari 5 orang selama kurang dari setahun, yakni pada 1888 di London. Seluruh korbannya merupakan wanita tuna susila alias jablay a.k.a bitchyang dibunuh dengan tubuh dicabik-cabik. Pembunuhan tersebut terjadi begitu ‘mulus dan tidak meninggalkan petunjuk sedikit pun sehingga polisi pun kesulitan menangkap si pelaku. Issshh, jangankan nangkep, mengungkap identitasnya aja nggak mampu! Penduduk setempat yang bertempat tinggal di dekat tempat di temukannya mayat, mengaku tak mendengar teriakan atau melihat hal2 yag mencurigakan. Tiba2 mereka dikejutkan dengan penemuan mayat wanita dengan kondisi mengenaskan. Dari hasil otopsi, beberapa mayat ditemukan kurang dari setengah jam setelah dibunuh. Cadasss! Andai aja Jack terlambat sebentaaaaaaaaar aja, mungkin nggak ada legenda Jack the Ripper si pembunuh misterius, yang ada hanyalah seorang pembunuh yang menghabiskan sisa hidupnya dengan terpenjara dalam bui. Namun inilah faktanya, Jack seperti selalu dinaungi keberuntungan.

Kalo Jack the Ripper memang pembunuh misterius yang belum terungkap, lho kok bisa tau namanya Jack??

Nama Jack muncul ketika polisi mendapatkan surat dari seseorang yang mengaku sebagai pelaku atas rentetan pembunuhan sadis itu. Awalnya polisi tidak terlalu menggubrisnya karena banyak surat yang mengaku2 sebagai pelaku (Pembunuh pun ada juga ya yang palsuin… -__-‘ ). Tapi di surat berikutnya, yang mengaku sabagai Jack brhasil menarik perhatian polisi. Dia berjanji akan mengirimkan potongan telinga salah sat korbannya sebagai bukti jika dia memang pelakunya. Selain berjanji, Jack juga membuat joke, “They say I’m a doctor…ha…ha…ha…”. Ternyata Jack menepati janji (Malu dong yang suka ingkar janji… masa’ kalah sama Jack..). Akan tetapi, yang dikirimkan bukan potongan teinga, melainkanginjal manusia yang telah diformalin (gue ngebayanginnya ginjal masih seger berdarah-darah gitu, hehe). Kiriman tersebut bertuliskan “From Hell”. Hmmmm, What the Hell…..! >_<

Bagaimana pola pembunuhan Jack sang Pencabik?

Nggak ada bukti, nggak ada pola pasti, tapi cua ada corak kejahatan yang sadis dan brutal. Korban disembelih, ditikam, tubuh dibelah, dicabik-cabik, dan organ2 dalamnya dikeluarkan. Satu2nya petunjuk semua korban adalah wanita tuna susila.

Pada 6 agustus 1888, Martha Tabram ditemukan di George Yard dengan luka tikaman benda tajam sebanyak 39 kali di bagian leher dan kemaluan (Oouchh, gue sebagai cewek ngilu banget dengernya!). wanita berunur 39 tahun itu juga digorok lehernya dan perutnya dibelah oleh si pelaku.

Pada 14 agustus 1888, Annie Chapman ditemukan tewas dalam keadaan mengenaskan di Whitechapel. Kulit perut Annie dibedah, tulang rusuknya dipotong-potong, isi perut dan organ2nya dikeluarkan. Beberapa saksi mata mengaku sempat melihat Annie tengah bercengkraman dengan seorang laki2 berkulit gelap, memakai topi pemburu rusa, dan brerjubah hitam.

Pada 31 agustus 1888, Mary Ann Nichols ditemukan tewas di Whitechapel, East End. Pada 9 september 1888, Mary Jane Kelly ditemukan tewas di kamar sewanya di Miller’s Court, off Dorset street, spitalfields. Pada 30 september 1888, Elizabeth Stride ditemukan tewas berlumuran darah di Dufield Yard dengan bekas cekikan di leher. Tapi ketiga mayat ditemukan dalam keadaan yang sama; tercabik-cabik. Masih pada tanggal 30 september 1888, ditemukan mayat lain; Chatrenine Eddowes. Tubuhnya dibelah dari dada sampai ke selangkangan, isi perutnya terburai keluar. Wajah Chaterine hampir tak dapat dikenali karena mukanya hancur akibat dikuliti.

Benar-benar rangkaian pembunuhan yang biadab. Polisi setempat berteori bahwapembunuhnya mungkin seorang pendatang Yahudi. John Pizer, seorang yang dikenal sbg “Apron Kulit” sempat ditahan, tapi dia dibebaskan karena tak cukup bukti. Rupanya penangkapan Pizer ini sempat mengusik Jack the Ripper. Ketika menghabisi nyawa Chaterine, Jack menulis pesan “The Jews are the Men that will not be blamed for nothing” (Yahudi adalah pihak yang tidak akan bisa disalahkan tanpa sebab). What’s the mean?

Siapapun identitas asli Jack, yang pasti dia adalah seseorang yang menguasai pengetahuan mendalam tentang anatomi tubuh manusia dan ahli dalam operasi bedah. Itulah sebabnya banyak orang vang berspekulasi bahwa Jack adalah seorang dokter ahli bedah. Cara Jack memutilasi dan menyayat organ tubuh korbannya sangat rapi yang seperti hanya dapat dilakukan dengan peralatan operasi bedah dan keahlian khusus. Ingat, Jack mungkin melakukan pembunuhan pada malam buta tanpa pencahayaan sedikit pun. Seinget gue, Jack hidup pada masa Revolusi Industri yang kalian tau sendiri pas siang2 aja udara pekat banget dengan sisa pembakaran industri. Pas siang2 aja kabutnya hitam pekat, apalagi malam hari. Yang mungkin sih, jack adalah dokter yang memendam dendam mendalam pada wanita tuna susila. Tapi bisa juga dia calon dokter bedah yang gagal jadi dokter karena biaya yang minim, jadi dia dendam gitu. Eh, tapi kenapa harus bitch yang dibunuh? Hmmm, mungkin karena tarif sewa bitch juga mahal? :p

Usaha mengungkap identitas asli Jack the Ripper terus dilakukan. Meskipun pembunuhan tersebut telah berakhir, berbagai spekulasi terus dilancarkan. Mei Trow, seorang sejarawan berusaha mengungkapkan siapa di balik nama Jack the Ripper. Trow menggunakan teknik Forensik modern, metode profiling psikologi, dan geografi. Setelah mengadakan penyelisikan mendalam selama dua tahun, dia sampai pada kesimpulan seseorang bernama Robert mann adalah profil asli dari Jack the Ripper. Mann adalah seorang petugas kamar mayat.

Trow mendasarkan analisisnya pada hasil pemeiksaan FBI yang menghasilkan profil kepribadian sang pembunuh. Diperkirakan Jack adalah pria berkulit putih dari masyarakat kelas bawah, berasal dari keluarga broken home, dan mengalami masalah social. Jack mungkin bekerja yang ada hubungannya dengan pengetahuan mengenai anatomi tubuh, seperti tukang daging, petugas kamar mayat, atau asisten dokter.

Robert Mann sesuai dengan deskripsi ini. Dia datang dari keluarga yang bermasalah. Semenjak kecil terpaksa melakoni pekerjaan kasar dan mempunyai hubungan yang kurang bagus dengan ayahnya. Sementara ibunya mungkin memutuskan menjadi seorang pelacur sehingga Mann sangat membenci wanita tuna susila.

Trow juga berpendapat bahwa korban Jack the Ripper mungkin lebih banyak dari yang orang kira. Trow berkeyakinan Martha Tabram adalah korban pertama Jack, sedangkan wanita bernama Alice Mackenzie yang terbunuh lima bulan kemudian adalah korban terakhirnya.

Prof. Laurence Alison, seorang ahli psikologi forensic Universitas Liverpool setuju dengan Trow. Dia berkata dalam sebuah film documenter, “Apabila dilihat dari segi profiling psikologi, Robert Mann adalah tesangka yang paling mungkin.” Penelitian yang dilakukan Trow dibahas dala film documenter Discovery Channel yang berjudul Jack the Ripper: Killed Revealed.

Ini adalah salah satu teori dari usaha pengungkapan identitas Jack selain teori Trow masih banyak teori lainnya. Sampai saat ini dunia masih dibuat penasaran siapa sebenarnya yang bersembunyi di balik topeng Jack the Ripper. Jack tiba2 menghentikan aksinya dan menghilang. Apakah Jack sang Pencabik telah menuntaskan dendamnya? Mungkinkah dia bunuh diri dan mencabik-cabik dirinya sendiri sebagai akhir dari rangkaian pembunuhannya? Ataukah dia hanya bersembunyi dan masih hidup sampai saat ini? Mungkin saja selama ini Jack the Ripper ternyata ada di dekat kita…


(Dikutip dari : Misteri Tapal Batas, oleh Rose Kusuma, 2010)

Pyramid: One of the Seven Wonder

Mesir adalah negeri eksotik yang menyimpan sejumlah misteri tanpa jawaban. Di tengah gurun yang panas dan kering, di sana tertumpuk batu2an seberat puluhan ton. Setiap orang tau kalo batu2an itu nggak asal tumpuk, tapi membentuk bngunan megah yang mengagumkan. Siapa sih yang nggak tau piramida? Bangunan berbentuk limas yang dibuat dari batu bersusun. Piramida2 ini nggak cuna ditemukan di mesir, ada juga di Amrik bagian tengah, selatan, di Asia juga ada. Candi Borobudur sebagai candi Buddha terbear di dunia pun termasuk sebagai bentuk piramida dalam versi lain.

Piramida tertua di mesir terletak di Saqqara yang merupakan kuburan Fir’aun Djoser yang diperkirakan dibangun pada 2600 BC. Sementara itu, piramida terbesar di mesir dinamakan Piramida Khufu (Cheop) yang merupakan salah satu dari piramida yang terletak di Giza. Konon, piramida terbesar ini dibangun sebagai makam Raja Khufu dari dinasti ke-4 Mesir yang memerintah dari 2590-2567 BC. Luasnya sekitar 0,5 km persegi dengan tinggi 148 m. Jumlah batu yang digunakan mencapai 2,5 juta blok batu, masing2 blok seberat 2 sampai 70 ton, sehingga berat keseluruhan bangunan ini mencapai 6,5 juta ton. Pembangunannya diperkirakan memakan waktu 70 tahun (Cadassss, mayatnya keburu busuk kali tuh ya kalo nggak dibikin mumi..) dan mengerahkan 20.000-30.000 orang. Sungguh bukan pekerjaan yang mudah.

Kenapa sih orang jaman dulu suka bentuk limas, padahal ‘kan bikinnya susah….?

Menurut para ahli, bentuk limas inilah yang paling sederhana yang paling awal diketahui manusia. Namun apabila dipikirkan ulang, bentuk limas ini nggak sesederhana kelihatannya. Supaya mendapatkan bentuk limas yang sempurna, seorang arsitek harus menhitung sudut2 keempat sisi sehingga memperoleh bentuk kerucut. Kalo miring sedikiiiiit aja, keempat sisi nggak akan meyatu di titik puncak limas. Kalo ini terjadi, maka pembangunan limas dinyatakan gagal. Giiiiiiilaaaa, gue aja kadang2 ngegambar limas pas pelajaran Math aja mencong2 gitu, jadi diapus terus digambar ulang lagi…. (-___-)’

Selain itu, hal lain yang perlu dipikirkan adalah bagaimana memotong, mengangkut dam memasang balok2 batu itu ke tempatnya? Batu2 tersebut dipotong dengan ketepatan ekstra sehingga ketika ditumpuk nggak menyisakan celah, bahkan elembar kartu kredit pun nggak bisa menelusup ke celahnya.

Terdapat perbedaan antara piramida di Mesir dengan yag didirikan suku Maya, Toltec, Inca, dan Aztec. Piramida yang dibangun suku Maya misalnya, puncak piramidanya berbentuk datar sedangkan yang ada di Mesir ujungnya lancip.

Sampai pada 2008, di Mesir telah ditemukan pyramid berjumlah 118 buah, tapi Piraida Khufu memiliki karakteristik yang berbeda, terutama patung Sphinx yang berada di depannya. Hal ini menimbulkan sangkaan bahwa piramida terberat yang pernah didirikan manusia dan patung Sphinx itu bukan hasil pembangunan bangsa Mesir kuno, melainkan bangsa sebelumnya yang sudah lama punah.

Yang bikin Piramida Khufu lebih cadassss dari piramida lainnya yaitu empat sisinya yang sejajar dengan 4 arah mata angin: utaram timur, selatan, dan barat. Ketidaksesuaian hanya terjadi di arah utara yang berbeda 1/12 derajat aja. Hal ini cukup mengejutkan para ahli sejarah. Bagaimanakah bangsa mesir dapat memiliki pengetahuan mengenai arah mata angin sedangkan kompas baru ditemukan sekitar tahun 1.500 BC. Nggak cuma itu,apa yang diungkapkan Max Toth, ilmuan peneliti piramida lebih mengejutka lagi. Kata Max, pembangunan piramida Khufu mewakili hokum universal yang diekspresikan secara geometri. Contonya adalah piremeter piramida, yaitu jarak antara empat sisi di dasarnya ternyata memiliki korelasi lingkaran bumi. Trus, rasio antara tinggi piramida dan piremeter dasarnya persis 3,14 atau yang kita kenal sebagai phi. Ada lagi yang lain, yakni jumlah hari dalam 100 tahun adala 36.524 hari. Ini sesuai dengan total inci pada perimeter piramida. Bukan itu saja, temperature di dalam piramida berada pada kondisi tetap 69 derajat Fahrenheit, sama pesisi dengan temperature internal bumi. Perhitungan yang luar biasa ini mustahil banget disebut dengan kebetulan.

Ahli mengemukakan perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran Sungai Nil, melainkan berasal dari budaya canggih yang lebih awal ribuan tahun sebelum bangsa Mesir kuno mengembangkan kebudayaannya. Namun sejarah kebudayaan yang agung itu hilang tertelan waktu. Fakta yang mendukung teori ini adalah patung Sphinx yang berkeadaan sangat parah tergerus erosi. Banyak yang memperkirakan erosi yang terjadi di Sphinx berbeda dengan erosi yang terjadi di bangunan lain di kerajaan/dinasti keempat. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan dari masa kerajaan keempat tidak mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas terlihat bekasi erosi. Beberapa bagian mengalami erosi sampai kedalaman 2 meter lebih. Perkiraannya adalah akibatsebuah banjir dahsyat tahun 11.000 BC dan hujan lebat yang silih berganti mengakibatkan erosi. Perkiraan lainnya adalah air hujan dan angin. Akan tetapi meragukan jika pelaku erosi adalah air hujan sebab beribu-ribu tahun yang lalu sampai sekarang di daerah tinggi jazirah, air hujan tidak selalu mencukupi. Tapi menurut gue pribadi sih, bisa aja karena air hujan. Coz padang pasir ‘kan terbentuk karena batu yang mengalami panas dan hujan yang silih berganti dalam waktu yang lama. Berarti ada kemungkinan sebelum menjadi padang pasir yang kering gini, jazirah itu dulunya adalah tanah berbatu besar seperti tempat biasanya, cuaca dan iklimnya juga seperti biasa yang memungkinkan adanya hujan dan panas bergantian. Keadaan berjuta tahun yang lalu ‘kan beda banget sama keadaan sekarang. Yeah, that’s my argument.

Terlepas dari penelitian Piramida Khufu, orang2 zaman sekarang pun masih bertanya-tanya bagaimanakah sebuah piramida dibangun. Balok2 batu dengan berat puluhan ton, dipotong dengan ukuran tepat lalu disusun dengan cermat. Bagaimana memotong, mengangkut, dan menata batu2, itu masih jai misteri. Tak pelak lagi, hal2 yang berbau supranatural kerap dikemukakan. Sudah bukan rahasia lagi pembangunan piramida dikaitkan dengan ‘tamu asing’ alias makhluk luar angkasa. Tapi menurut gue, hal yang satu itu cuma imajinasi yang ada di game deh.

Jean Champollion, Bapak Pengetahua Mesir Kuno Modern (Lho?? Kuno kok modern??) mencoba berargumen bahwa orang yang mendirikan piramidaberbeda dengan manusia sekarang. Mungkin mereka memiliki tinggi 10 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa. Senada dengan itu, Master Li Hongzhi juga pernah menyinggung kemungkinan tersebut. Wadduuuh, Eyang Jean Champollion… menurut aku sih, nggak mungkin manusia yang bikin tu piramida adalah manusia raksasa, coz ‘kan mumi raja yang ada di dalem makam di piramidnya biasa aja ‘kan ukurannya.. Hmm, bisa aja sih ukurannya lebih besar daripada ukuran manusia jaman sekarang, tapi nggak segitu juga kaliiii. Paling gede ya sekitar tingginya Meganthropus Paleojavanicus deh, sekitar 180-200 cm. Meganthropus ‘kan manusia purba yang paling tua gitu, Insya Allah manusia yang hidup di jaman Mesir kuno pun segitu juga.  Udah gitu, kita bisa mengira-ngira ukuran tubuh manusia jaman mesir kuno dari ukuran makamnya. Makam fir’aun mencapai 10 kaki nggak? Kalo nggak, bayangin aja kalo rajanya aja punya ukuran badan kurang dari 10 kaki, masa’ pekerja alias budak2nya bisa lebih tinggi dari rajanya, ya nggak? Hehe.

Intinya sih, “Manusia tidak dapat memahami bagaimana piraimda dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya……?”

[Cerpen] Mimpi

Mimpi

“Delta! Kita harus selalu bersama sampai ajal menjemput kita!!” Teriakan Apha terbawa angin. Walaupun begitu aku masih bisa mendengarnya.

Deru motor Alpha meraung-raung di jalan raya. Ia terlalu bersemangat. Aku memang takut. Tapi aku sadar, ada Alpha di dekatku. Ia akan melindungiku.

Kami tertawa sekeras-kerasnya walaupun tak bisa mengalahkan deru motor Alpha. Kami lupakan semua beban dan masalah. Kami bersenang-senang. Ya, kami sangat menyayangi satu sama lain. Dan kebut-kebutan adalah salah satu hobby kami. Tapi kali ini Alpha lengah. Dari kejauhan terlihat sebuah truk besar muncul dari tikungan. Alpha yang gugup tak sempat menghentikan motornya. Tawa kami mendadak berubah menjadi jeritan keras.

BRAKKKK!!

Hantaman keras antara motor dan truk besar itu membuatku terlempar jauh. Mataku berkunang-kunang. Aku memegang kepalaku. Ah, kepalaku mengeluarkan darah! Aku merasakan sakit yang teramat hebat. Seketika semuanya gelap.


* * *


Aku terbangun dari mimpiku dengan napas terengah.

“Semua ini cuma mimpi, Delta!” Aku berusaha tenangkan diri.

Mimpiku benar-benar hebat! Seperti sungguhan, nyata sekali! Karena itulah aku takut melanjutkan tidurku.

Sekarang sudah hampir pagi. Bau kali ini jam bekerku kalah langkah. Biasanya aku bangun setelah alarm berbunyi. Tapi hari ini terasa berbeda, begitu cepat waktu berlalu, tapi terkadang lama sekali rasanya.


* * *


Saat ini aku sudah berada di sekolahku, tepatnya di koridor depan kelasku. Di sinilah aku dan Alpha pertama kali kenal. Huh, sepertinya aku datang terlalu pagi. Teman-temanku yang piket hari ini pun belum kelihatan batang hidungnya satu pun.

Aku hanyut dalam lamunan. Aku ingat mimpiku semalam. Aku ingat betapa tragisnya mimpi itu. Aku ingat pada Alpha.

Seseorang menggenggam jemariku erat. Hangat jemarinya membuat udara pagi yang dingin seolah-olah sirna. Ku rasa aku mengenalnya.

Alpha!

Aku yakin itu Alpha!

Saatku menoleh, tatapan kami menyatu. Dia memang Alpha. Dia menatap dalam-dalam masih dengan genggamannya tadi. Kini matanya dilapisi lapisan sebening kaca yang membuatku terpana. Alpha menangis! Masih setengah tak percaya, sekonyong-konyong Alpha menenggelamkan aku ke dalam pelukannya. Kini aku bisa mendengar detak jantungnya.

Alpha membisikkan sesuatu padaku dengan suara lirih, “Delta, kita harus selalu bersama, sampai ajal menjemput kita.” Ia begitu dekat. Hembusan napasnya menyapu tengkukku.

Aku baru sadar jika ucapan Alphatadi persisi dengan teriakannya dalam mimpiku. Hanya intonasinya saja yang berbeda. Apa arti semua ini?

Aku beku dan mematung di tempat, terpaku dan terpana atas hari ini. Lidahku enggan bergerak.

“Delta, maafkan aku!” pekik Alpha sambil mengguncang bahuku. Raut wajahnya menyesal.

“Maaf untuk apa?” tanyaku tak mengerti.

“Sudahlah, semuanya telah terjadi…” Nada bicaranya makin melemah.

Ruang dalam dadaku terasa hampa. Aku dan Alpha berjalan masuk ke kelas. Ia kembali menggenggam jemariku.

“Excuse me? Ada orang?” Teriakan Reinhard memecah ketegangan antara aku dan Alpha. Alpha melepas genggamannya.

“Aduh, dasar males! Jam segini belum ada yang datang satu pun?” Reinhard bergumam, tapi aku bisa mendengarnya. ‘Belum datang satu pun’? Mungkin dia mencoba melawak. Yeah, not bad.

“Reinhard!” teriakku. Reinhard menole, mencari sumber suara. Keningnya terlipat.

“Sepertinya ada yang memanggilku.” Reinhard berkata pada dirinya sendiri. Ia menghela napas panjang. Kali ini joke-nya ku anggap tak lucu.

Tak lama segerombol siswa kelasku berdatangan. Kelas riuh seketika. Tapi aku suka pemandangan ini, hidup yang sebenarnya.

Tiba-tiba Hanna menangis. “Kenapa sih kita harus kehilangan dua teman sekaligus?”

“Siapa sih?” tanyaku. Lagi-lagi Alpha menggenggam tanganku. Suasana hening sejenak. Tak ada yang menjawab pertanyaanku.

“Iya. Padahal mereka ‘kan sepasang kekasih yang saling setia, cocok satu sama lain, sempurna.” Dannis angkat bicara. Tak ku sangka ia meneteskan air mata.

“Setia, sampai mati pun tetap bersama, dalam tragedi mengenaskan itu…” Clara berkata dengan mata berkaca-kaca. Aku penasaran sebenarnya mereka membicarakan siapa.

“Sudahlah, teman-teman. Tuhan menakdirkan mereka selalu bersama, seperti keinginan mereka. Alpha, Delta, semoga kalian bahagia di alam sana. Amin.” Reinhard akhirnya buka suara. Tapi apa maksudnya? Aku dan Alpha bahagia di mana? Aku tak mengerti.

“Alpha dan Delta pergi ke pelukan maut kenapa harus dengan cara seperti ini??” Hanna menangis makin keras. Dia memang bagaikan saudara bagiku. Dia temanku sejak playgroup.

Hanna terisak-isak memeluk Dannis. Dannis pun akhirnya menangis, begitu pula teman-teman yang lain. Aku tidak percaya, tapi aku mengerti sekarang! Pantas saja Reinhard tak melihatku. Pamtas saja tak ada yang menjawab pertanyaanku. Pantas saja semua menangis. Pantas saja waktu begitu cepat berlalu tapi kadang terasa lama sekali. Aku sadar sekarang! Aku paham! Aku tahu! Aku mengerti! Aku tidak percaya!!!

AKU HANTUUUUUU!!!!!

Aku tidak hidup lagi!!

Aku benar-benar hantu!

Ternyata mimpiku semalam bukan mimpi, tapi kenyataan! Aku tewas dalam kejadian itu aku mati bersama Alpha! Menjemput ajal bersama kekasihku sendiri!

Pantas saja Alpha meminta maaf padaku! Itu karena aku mati di pelukannya! Nyawaku satu-satunya melayang begitu mudahnya!

Tapi semuanya sudah terjadi, tak bisa kembali. Aku harus menerima kenyataan ini. Aku sudah mati, hanya rohku yang berkeliaran.

Alpha! Jangan tinggalkan aku!!

Alpha kembali menenggelamkan aku dalam pelukannya. Aku sadar, detak jantungnya tak lagi ku dengar. Tubuhnya dingin, sama sepertiku.

Aku kesepian, tanpa teman. Hanya ada Alpha di sampingku, tak ada yang lain. Perlahan ku rasakan ada tembok kasat mata yang memisahkan duniaku dan dunia nyata. Aku sedih.

“Alpha…?” kataku. Aku menengadah menatap wajahnya. Aku tak tahan lagi, aku menangis.

“Maafkan aku…” ucapnya lirih. Alpha memelukku lebih erat. Ia mengusap rambutku dengan lembut. Tangannya tidak hangat lagi. Sudah membeku seperti es. Tapi dia tetap Alpha, takkan berubah.




* T A M A T *

[Cerpen] Sesal

Sesal

“Duh, ujan lagi, Mith!” kata seseorang di sampingku. Aku tak menjawab, itu ‘kan bukan kalimat tanya. Ia menggandengku, aku agak risih, secara aku tak suka terlihat mengekspos diri. Apalagi bersama Rei.

“Mith? Kamu kok diem aja sih? Sakit ya?” katanya lagi sambil mengusap dahiku. Uugh! Ia merusak poniku! Apa-apaan sih, berbuat sok mesra begini di depan umum! Memuakkan!!

Tiga puluh menit berlalu dan selama itulah aku hanya diam, kecuali Rei yang terus berkicau non-stop. Tak lama, hujan pun berhenti dan aku pun bergerak pergi dari halte bus itu.

“Mith, tunggu dong!” Rei memanggilku. Aku menoleh dengan tatapan sinis, seakan berkata, ‘Apa-apaan sih lo’. Ia terus mengikutiku, namun karena kau terlalu lihai memasuki gan-gang kecil, ia kehilangan jejakku.

“Dia ‘nggak mungkin bisa ngikutin lagi….” bisiku dalam hati, dengan senyum licikku. Rei memang pacarku : ia menyatakan perasaannya, tapi selalu ku tolak sampai akhirnya ku terima dengan setengah hati. Aku masih ingat wajahnya yang gembira sekali waktu itu.

Selama setahun ini, dia selalu mengisi hariku walaupun aku selalu menghindar. Itu pun ada alasannya, karena aku mengincar seorang cowok yang ku piker dia lebih baik daripada Rei : cowok ikal dengan lelucon aneh.


* * *


“Maaf lama.” kata seseorang yang terengah-engah di depan mejaku. Hampir setengah jam, tapi penantianku terbayar dengan senyumannya. Aku terpana.

“Hello…? Kok bengong? Nanti ayam tetangga mati lho…! Haha!” Dia mengagetkaku. Ouch! Aku malu sekali!

“Oh, sorry!” kataku cepat. Mungkin wajahku sedah seperti kepiting rebus sekarang. Senyumannya membuatku semakin speechless.

“Udah mesen belum? Nanti aku yang bayarin.” katanya tiba-tiba.

“Belum, ‘kan aku nungguin kamu dulu.”

“Kamu ‘nggak jalan sama Rei?”

“Umm, enggak! Dia ‘nggak pernah ngajak jalan lagi sekarang…” kataku berbohong. Padahal cowok aneh itu slalu mengikuti ke mana aku pergi.

“Ah, masa’? kayaknya kemarin aku lihat kamu sama Rei di Resto Jepang di ujung jalan.” katanya dengan raut muka sedang berpikir.

“Salah lihat kali!” Sekali lagi aku berbohong. “Lagian aku udah putus kok!”

“Hah, putus?? Ya ampun, I’m sorry to hear that…” Ia berkata dengan kedua alis bertemu. Hmmpf! Padahal aku bakal seneng banget kalo dia langsung nembak aku setelah tau kalau aku sudah jadi ‘janda’ sekarang, kataku dalam hati.

Menit demi menit berlalu hingga akhirnya Joan mengantarkanku pulang.

“Bye! Thanks ya, Joan!” kataku.

“You’re welcome, Girl! Good night.” katanya seraya melambai dari dalam mobilnya. Tak lama, mobilnya menghilang di kejauhan. Mmmh, andaikan setiap hari seperti ini…



* * *

“Tapi kenapa, Mith?! Aku salah apa?? Kamu bilang dong, bilang!” kata Rei setengah menangis seraya mengguncang bahuku. Aku tak peduli, pokoknya aku harus putus dengannya dan meninggalkan semua lelucon garingnya. Aku yakin, pasti Joan akan menyatakan perasaannya padaku dalam waktu dekat.

“Mith, jawab, Mith!” pekik Rei. Kini tak ada leluconnya.

“’Nggak ada apa-apa! Gue Cuma benci sama lo! Gue muak sama lo!!” Rei terlihat sangat shock.

“Apa, Mith? Kamu bilang ‘gue’? kamu panggil aku ‘lo’?” Rei menatapku dalam. Aku langsung melipat tanganku di depan dadaku dan memutar bola mataku ke atas.

“Oke, kita putus.” Rei berkata lagi. Yess, akhirnya!!

Rei langsung pergi meninggalkanku. Sekitar sepuluh meter melangkah menjauhiku, aku memanggilnya.

“Rei!” Rei menoleh. Pasti dia mengira aku menyesali perkataan dan keputusanku. Dia mendekatiku. “Umm, cuma mau ngasih ini…” kataku sambil menyerahkan kalung yang baru ku lepas dari leherku. Ku raih tangan Rei dan ku letakkan kalung itu di telapak tangannya, namun ia menolak.

“Simpen aja buat kamu.” katanya datar, seraya pergi. Namun setelah ia pergi, aku langsung melempar kalung itu ke tengah jalan.

KRAKK!!
Kalung itu terlindas truk.


* * *


“Hah, kamu jadian sama cewek itu??” Aku kaget setengah mati. Mendadak aku merasa tolol.

“Iya. Dia cantik, ‘kan? Aku udah lama ngincer dia.” katanya enteng. Mataku berkaca-kaca.

“Joan…”

“Ya?” katanya sambil meminum tehnya.

“Apa kamu ‘nggak tau kalo aku suka kamu…?” Air mataku meleleh.

“Hmmpff!!” Ia tersedak.

“Kenapa?? Kamu ‘nggak ngerasa??” desakku.

“A-aku ‘nggak ngerasa, Mith. Aku nganggep kamu sahabatku, ‘nggak lebih.” Wajahnya bingung.

“Tapi kenapa kamu ngasih aku perhatian lebih??”

“I-itu biasa aja bagiku…” Wajahnya terlihat makin bingung. Polos. Penuh kejujuran.

“Kamu jahat….!!” Pekikku sambil meninggalkan café terkutuk itu.


* * *


Ku berjalan mengikuti ke mana kakiku melangkah. Pandanganku kabur karena air mataku yang terus mengalir bersama penyesalanku. Aku rindu lelucon yang mengiburku. Rei!

Aku berlari ke jalan raya tempat aku melempa kalung pemberian Rei. Ada kilauan di tengah jalan itu. Aku mendekat. Ku pungut serpihan kalung yang mencerminkan perasaan Rei. Tawanya tiba-tiba menggema di telingaku. Kini ku baru menyadari bahwa aku membutuhkannya.




* T A M A T *

All Things Have a Reason

Yak, kita kembali lagi di Nowhere FM bersama saya Joan Alaska yang guaanteng pastinya. Setelah tadi kita denger request lagu, sekarang kita masuk ke sesi curcol ya. Yang mau pesan, kesan, atau curhat boleh langsung telepon ke sini. Wah, langsung ada yang nelpon yah. Halo? Dengan siapa, darimana? Boleh langsung aja curhat, oke.

Namaku Alexa. Kata orang-orang, aku cantik, supel, pintar, dan ramah. Aku seorang gitaris. Aku memilih jalur idealis, maka dari itu aku tak memiliki band tetap. Tapi aku sangat beruntung karena aku selalu menjadi additional guitarist band yang sudah lumayan berpengalaman. Sebagai seorang perempuan, mungkin aku terlihat cuek. Gaya hidupku santai dan tak banyak ambil pusing seakan tak ada masalah dalam hidup, kata orang sih pembawaanku yang seperti itu membuatku terlihat cool dan tentu saja membuat orang penasaran. Banyak lawan jenis yang tergila-gila padaku. Entah kenapa aku merasa aku tak pantas diperlakukan seperti itu. Aku senang, tapi aku benci mereka. Ya, aku biseksual.

Semua bermula dari empat tahun yang lalu, di saat aku masih seorang gadis lugu yang mulai tertarik untuk belajar gitar. Awalnya aku memang belajar akustik, tapi lama-kelamaan aku menemukan yang pas dengan jiwaku : gitar elektrik. Kenapa harus gitar? Haha. Aku merasa kharisma-ku terpancar saat aku memainkan alat musik itu. Dan jika aku sedang menunjukkan skill gitaris-ku, akan ada banyak cewek yang berdecak kagum melihatku. Pasti mereka akan selalu ingin dekat denganku. Akan terdengar sedikit aneh jika kalian tak menyimak ceritaku dari awal, karena cewek-cewek pada umumnya malah akan bertingkah lebih manis untuk merebut perhatian lawan jenisnya.

Saat itu aku masih berumur 15 tahun. Cukup belia untuk menjadi gitaris handal, tapi itulah aku. Kulit putih, badan mungil, rambut ikal panjang tergerai, sekilas orang melihat pasti takkan percaya bahwa aku seorang gitaris. Karena itulah ada seorang cowok yang sangat agresif mendekatiku. Aku yang dulu baru mengenal jatuh cinta, menganggap cowok itu sangat baik dan perhatian. Ya, dia memang baik, sebelum dia merusakku.

Sejak dulu aku tak pernah memiliki teman dekat sesama jenis, karena aku tak pernah nyambung jika ngobrol dengan mereka. Fashion, kecantikan, dan….. cowok. Hewan jenis apa lagi itu? Bokongku gatal jika mendengar kata itu. Kenapa harus membicarakan tentang makhluk yang satu itu selama lebih dari separuh hidup kita? That’s not funny. Jika teman-teman cewekku sedang curhat tentang hal-hal ke’cewek’an, biasanya aku hanya senyum-senyum. Atau, aku beranjak pergi sambil beralasan bahwa aku harus briefing dengan teman-teman band-ku. Walaupun tak ada yang ku anggap sebagai teman dekatku, ada beberapa teman cewekku yang merasa aku adalah tempat curhat terbaiknya. Mereka bilang, nasehat atau pendapatku sangat dewasa dan menyejukkan mereka. Hubungan mereka dengan pacarnya pun menemukan titik terang setelah mereka mencurahkan isi hatinya padaku. Ya walaupun sampai saat ini percintaanku sendiri malah tak pernah baik.

Tiga tahun hubunganku dengan pacar pertamaku itu berlangsung tak terlalu mulus. Dia selalu memarahiku, terutama saat aku akan manggung. Kenapa? Karena sebagian besar teman band-ku adalah cowok. Pacarku itu pun tak sungkan untuk berbuat kasar padaku. Terkadang aku spontan menangis setelah dia kasar padaku, dan dia selalu minta maaf dengan sangat memelas. Aku ini orang baik, aku tak mudah tersinggung. Aku selalu memaafkan orang yang berbuat salah padaku, walaupun dia tak minta maaf sekalipun. Yaa meskipun masih ada sedikit kesal, aku pasti maafkan dia. Terutama pacarku itu, yang permintaan maafnya sudah tak bisa dihitung lagi dengan jumlah jari tangan ditambah jari kaki atau dibandingkan dengan jumlah fret gitar sekalipun. Aku terlalu sayang dia sehingga aku selalu memaafkannya. Selama tiga tahun itu, kami tak pernah putus-sambung dalam hubungan tapi hubungan kami selalu diwarnai perseteruan dan kebahagiaan yang sama besarnya.

Ternyata memang benar bahwa waktu bisa merubah segalanya. Tiga tahun adalah waktu yang sangat cukup untuk merubah Alexa sang Gitaris lugu menjadi seseorang yang kehilangan arah hidup. Aku yang dulu dan sekarang masih sama : cantik, pintar, gitaris handal, baik. Semua orang tau itu. Tapi aku sudah bukan Alexa yang dulu. Aku makin cuek dengan keadaan sekitar, terutama aku menjadi sangat sakit hati dengan cowok. Hmmmm, aku memang masih tertarik dengan mereka. Tapi sekarang aku sudah tak pernah bisa membedakan manakah cinta yang dulu selalu aku agung-agungkan kesuciannya. Pacar pertama dan yang ku anggap terakhir dalam hidupku itu sudah menodaiku, dan yang paling sakit adalah ketika dia lebih memilih perempuan lain. Sakit. Sangat sakit. Tapi sayangnya, aku adalah wanita yang tegar.

Bagiku, lebih baik ku pendam sendiri semua ini. Aku anggap ini adalah suatu hal yang membentuk kepribadianku menjadi dewasa. Tapi aku kehilangan apa arti cinta yang sesungguhnya. Aku lahir tanpa cinta, hanya nafsu. Aku tau aku tak diinginkan. Kalau boleh memilih juga aku tak mau seperti ini. Orangtuaku selalu bertengkar. Uang, uang, uang. Masalahnya bukan hanya uang yang susah dicari, ayahku tak hanya mencari uang, tapi juga perempuan!! Yang kini aku yakini hanya satu : hanya ada garis tipis antara cinta dan nafsu belaka.

“Jangan jatuh di lubang yang sama.” Kata orang memang begitu, dan aku turuti. Aku trauma dengan hubunganku yang gagal. Sekuat apapun aku mencoba bertahan dan menghilangkan trauma itu dengan cara belajar mencintai orang lain dan membuka hati, aku selalu gagal membina hubungan. Selain karena mereka semua sama belangnya, aku juga takut mereka menghujat kelam masa laluku jika akhirnya mereka tau. Sebelum itu terjadi, lebih baik semuanya ku akhiri saja. Resikonya, aku dianggap sebagai seorang cewek player. Lucu ya.

Sekarang adalah lembaran baru hidupku. Aku tau aku bisa melupakan kelamku. Seperti yang aku bilang, aku wanita yang tegar. Meskipun aku terlihat lemah, tapi di dalam hatiku sangat kokoh dan takkan hancur walaupun masalah hidupku sangatlah berat untuk seorang sepertiku. Aku tak pernah menangisi hal ini. Sekalipun aku menangis, itu bukan karena aku cengeng. Aku menangis karena menangis dalam hati sudah tak memungkinkan lagi. Selesai aku menangis, aku selalu merasa lupa apa yang barusan aku tangisi. Aku selalu berpikir ini tak perlu ditangisi, tapi kadang aku tak kuat juga memendamnya.

Segala sesuatu yang terjadi padaku membuatku menjadi aneh. apalagi semakin dewasa, aku semakin sedikit memiliki teman perempuan. Aku merasa aneh saat memandang atau disentuh beberapa cewek. Dan aku tak merasakan debaran yang sama saat ada cowok tertentu yang menyentuhku, dan bahkan untuk cowok lainnya aku merasa jijik. Tubuhku seperti sudah mati rasa. Saat teman cewekku menangis di pelukanku, perlahan aku merasa berdebar, aku merasa sangat ingin melindunginya, aku ingin….. Aaakh, aku sangat nyaman dengan momen itu. Tapi saat seorang teman lawan jenisku menyentuhku, aku tak merasa berdebar-debar. Saat merasakan keanehan itu rasanya aku ingin membakar tubuhku sendiri. Aku benci! Aku memang diam saja saat dia merabaku. Itu bukan karena aku ingin, tapi karena aku bingung, aku diam karena aku sedang berpikir apa yang sedang terjadi padaku. Mungkin aku merasakan nafsu yang sama, tapi nafsu itu langsung berubah menjadi kemarahan. Dendam dan sakit hatiku yang selama ini tak pernah ku ungkap mendadak muncul ke permukaan, dan itu membuat hatiku sangat terluka. Bukan salah dia. Tak ada yang salah. Yang salah itu aku. Aku memang takkan pernah mengulang kelamku itu, tapi aku tau semua cowok akan seperti itu pada akhirnya. Aku tak pernah menyalahi kodrat mereka sebagai lelaki, tapi aku juga takkan memberikan ‘aset’-ku yang sudah terkikis itu lagi untuk makhluk bernama ‘cowok’. Bukan hanya aku, sebagian besar perempuan pun sama sepertiku. Mereka sakit hati diperlakukan seperti itu oleh cowok, tapi mereka takkan kuasa jika para cowok sudah merayu. Banyak cewek yang bilang, “Cowok itu anjing!”. Menurutku, kalau memang cowok itu anjing kenapa cewek suka memelihara anjing?? Semua ini kodrat, hey para cewek! Aku selalu berpikir, seandainya aku diberi kesempatan untuk jadi seorang cowok, aku pasti akan menjadi cowok yang baik dan aku akan menjaga cewekku dengan sebaik-baiknya. Tapi kenyataannya aku perempuan, aku hanya bisa memandangi cewek yang aku cintai dari jauh, walaupun dia selalu disakiti oleh cowok dan dia selalu menangis di pelukanku, walaupun dia menganggap aku hanya teman terbaiknya karena dia pasti akan menjauhiku jika dia tau aku aneh begini. Setiap dia bertanya tentang pacarku, aku selalu jujur jika memang aku punya pacar, tapi aku jarang bercerita mendetail karena aku malas membahas hubunganku yang tak pernah benar. Semua cowok yang mendekatiku sepertinya menganggap aku hanya mainan. But, I think the opposite : Boys are toys coz they made me like a toys!

Tut-tut-tut.

Halo? Alexa? Tadi darimana ya? Aduh, kok teleponnya putus. Yaudah, kita langsung aja denger request lagu nih dari….., ha? Alexa lagi? Nih dia request lagunya Silbermond yang Die Liebe lässt mich nicht. Aduh apaan dah tuh, ‘nggak ngerti. Trus ada pesen juga nih dari dia, untuk para cowok. “Jika seorang wanita menangis karenamu, tolong jangan menyia-nyiakannya. Mungkin karena keputusanmu, kamu merusak kehidupannya.” Ugh, so sweet. Yaudah, slamat mendengarkan ya pemirsa. Saya juga jadi penasaran nih lagunya kayak apa sih, hehe. Oke oke, jangan ke mana-mana tetep di Nowhere FM bersama saya Joan Alaska!

Anemone

Berawal dari Facebook, gw pertama kali mengenal Ipul. Tanpa sedikitpun niat awal untuk ngomongin band, gw pun ngeview profilnya. awalnya gw tertarik ngeview profil facebook nya gara2 dia ngepoke gw gitu (yaah kagak tau dah dia ngepoke gw dr jaman kapan, yg jelas gw baru ngehh). Lalu saat gw liat PP nya yg kebetulan lagi maen drum, gw tertarik untuk menjadikannya teman d Facebook. belum sejam, kami udah jadi fren d FB, dan komen2an lah kami. Oh ternyata bener, dia drummer.
Setelah berlanjut  ke message FB dan SMSan, beberapa hari kemudian dia mendadak ngajak gw jadi additional guitar d band nya. Waduh, paniklah gw, secara gw kan belom tau aliran band nya kayak apa. tapi yasudalah, lusa nya dia langsung ke rumah gw untuk nyusulin gw mau ke studio musik yang kebetulan letaknya d daerah Tebet.
Gw agak kaget saat malam itu dia jemput gw, gw kira dia sendirian, eh ternyata ama 2 orang lagi. Dia ngebonceng seorang cewe bernama Vany yg tadinya gw kira bukan cewe. Lah lagian Ipul bilangnya personilnya cowo semua (FYI : dia belom cerita bahwa itu adalah manager bandnya, tp yang jelas dari awal gw udah nebak pasti ada something di antara Ipul n Vany. Haha). Di motor yang 1 lagi, ada seorang cowo biasa, yang awalnya gak menarik perhatian gw memang, yang akhirnya dia yg ngebonceng gw ke studio. Setelah berkenalan dan sedikit ba bi bu, maka berangkatlah kami.
Di perjalanan, supaya gak bete, gw berkicau aja nonstop ke cowo yg ngebonceng gw yg bernama Dody itu. Tak diduga, hujan turun dengan derasnya, tak tertahankan, sehingga kami terpaksa meneduh di sebuah halte kecil bersama dengan orang yang kehujanan lainnya. Sayangnya, Ipul n Vany yang ada d motor lainnya, terpisah dengan kami. Singkat kata, Halte mungil nan gelap itulah yang jadi saksi bisu antara gw n Dody malam itu. Gw inget banget kata2 gw, "Waduh, pertemuan pertama so sweet amat yak.." Eh tu anak cuma mesem2 aja. Akhirnya gw ngobrol deh tu berdua. Cuma dalam waktu 20 menit, obrolan gw udah kayak kenal lama sama dia. Pas itu, anehnya kagak ada tuh yang namanya getar2 anjass yang biasa dirasakan antara cewe ama cowo yang normal.
Sekitar jam 9 malam, akhirnya nyampe dah tu di studio. Di sana gw ngeliat ada cowo berwajah gahar yg gw kira judes, eh taunya ramah abis, namanya Kiki, sang vokalis. Ada satu lagi cowo yg dari pandangan pertama gw langsung tertuju ke rambutnya yg mengingatkan gw pada Woody Woodpecker, Andri sang Bassist. Terakhir ada Anggi pada Gitar 2, yg gw gak nyangka banget sekarang setelah gw tau ternyata dia layaknya hewan pemamah biak yang memiliki 4 perut (baca : rakus).
Sebenernya gw bingung apakah perkumpulan para pemusik yang tergabung di bawah naungan nama Anemone ini bisa disebut band atau tidak, coz gw lebih ngerasa bagaikan nonton OVJ secara live setiap kali ngumpul sama personil2nya. gw udah kayak guest star OVJ aja deh pokonya, tapi untungnya gaya becanda gw lumayan masuk ke gaya becandaan Anemone.
memang banyak pengalaman kocak bin konyol, ataupun yg nerd sekalipun yang gw alamin bersama Anemone. Dody sang Lead Guitarist yang entah kenapa gw selalu memergokinya kentut saat gw lagi berada di deket dia (atau memang dia sengaja menghadiahkannya ke gw?), akhirnya sekarang dia jadi perampok, perampok hati gw. Hahahaha, anjass.
Kalo orang pikir gw sering nongkrong sama Anemone karena gw pengen Ketemu Dody mulu, itu salah besar. Ada 1 hal yang gw gak punya, tp bisa gw dapetin di Anemone : Arti Persahabatan. Oke, Anemone mungkin bukan kelompok musik handal yang lagu2nya cadas menggetarkan dunia persilatan (yaiyalah, wong band ko' tau2 menggetarkan dunia persilatan!), tapi lagu2 Anemone merupakan tetesan keringat, canda, dan tawa dari tiap2 personilnya yang dirampungkan dalam melodi-melodi yang terpaut dengan sempurna. Lagu hits nya aja yang berjudul Sunyi (Tanpa Dirimu), ada melodi gurun pasirnya. Tehehehehe. Pokoknya bagi gw Anemone adalah ikon persahabatan. Gw juga punya band, dari yang serius sampe yang cuma untuk ngisi waktu doang, tapi gw belom pernah ngerasain seperti yang gw alamin saat gw berada d tengah2 Anemone. Personilnya kebanyakan memang umurnya kebih tua dari gw (bukan tua deh, dewasa.. hehe), kecuali Andri yang beda setahun sama gw sekola nya, padahal mah tahun lahirnya sama ama gw. Walaupun begitu. gw ngerasa dalam Anemone gak ada yang namanya rasa senioritas atau semacamnya. Pokonya gw acungin 5 jempol : tangan kanan&kiri, kaki kanan&kiri, sama "jempol" yg 1 lagi seandainya gw punya.
Pokoknya tanpa mengurangi rasa hormat atau bermaksud sok tau tentang Anemone, gw minta maaf atau kurang n lebihnya. Bagi gw Anemone merupakan keluarga kedua dalam hidup gw, apalagi di saat gw lagi galau mencari jati diri kayak sekarang ini, Anemone adalah tempat gw bernaung. Maklumlah remaja, masih labil, hehe. makasih banget buat Anemone yang sabar ngadepin gw yang selalu minta makan (hehe), atau kalo gw lagi jayus, n untuk kalian yang gak ada bosen2nya bikin gw ketawa ampe mencret dari idung. Gw gak tau apa jadinya gw kalo gak kenal Anemone, mungkin selama gw galau akhir2 ini, jangan2 gw udah terjerumus sama orang2 yang tidak sebaik Anemone. Anemone : satu semangat satu tujuan! Tingkatin prestasi n bikin lagu sebanyak2nya. Jangan lupain gw ya kalo kalian udah sukses, terutama Dody, walaupun (tapi jangan sampe deh. amit2 jabang bayi!!) misalkan suatu saat nanti kita berpisah, bagi gw lo tetep personil Anemone yang selalu ada di hati gw. yah begitulah sepatah dua patah kata (etdah??) dari gw yang merupakan pesan n kesan gw setelah kenal Anemone & saat gw jadi additional.
Anemone kan tanaman laut yang bentuknya gak banget, sebenernya itu tuh hewan lho, tapi makhluk ini gak pernah nunjukkin kelebihannya sebagai hewan, justru dia ngelindungin ikan2 kecil dengan menjdi sarangnya. Seperti band Anemone yang kagak sombong nunjukkin kebolehannya sebagai musisi (yah walaupun kalo belom terkenal harus sombong yaa.. hehe), tapi Anemone memiliki persahabatan yang kokoh. Gw sebagai "ikan kecil" bisa rasain itu.
Sekian dari gw.
With love,
Olyvia.

Ich will nur sagen


Ya Tuhan, aku tak membencinya, tapi entah mengapa aku cemburu saat tau dia bagaimana. Dia memang sama sepertiku, tapi tetap saja aku sedih. Bukan karna aku egois, tapi karna ku takut dia masih mencintai seseorang. Apakah aku hanya pelampiasan? Apakah aku selalu ditakdirkan utnuk memilik perasaan yang lebih besar d banding rasa yg d miliki pasanganku? Apakah aku harus memaki? Ataukah ku harus mengunci mulut dan terpaku, merasakan sakitnya cemburu?


Aku rindu hangat genggamannya. Apakah dia juga begitu? Ingin rasanya ku memeluknya, namun ku tak kuasa. saatku belai rambutnya yang hitam, hatiku sakit. Sakit. Tapi ku slalu ingin membelainya, aku ingin memeluknya erat dan membiarkannya mendengar suara jantung ini, mendengar suara hati ini, bahwa aku mencintainya. Meskipun mungkin aku belum memiliki seluruh hatinya, dan hanya bisa buatkan lagu2 untuknya. Meskipun raga ini bukan yang pertama untuknya, dan meskipun raganya juga bukan yang pertama untukku.

Terkadang ragu itu kembali muncul. Seringkali kepercayaan diri itu hilang. Beberapa kali ku rasakan panas hati yang orang katakan sebagai cemburu, tersulut dalam dadaku. Dia bukan yang pertama untukku, dan aku bukan yang pertama untuknya. Dan hal itu membuatku bertanya, apakah aku satu-satunya d hatinya?
Cemburu itu datang, dan pergi sekejap mata. ketika ku ingat masa laluku yang suram, ku sadarcemburu tnpa fakta adalah suatu ketidakpentingan. Ku ingin lihat apa yang dia lakukan saja. Aku percaya dia.
Setelah 3 tahun penuh siksa itu ku jalani, ku rasa hatiku sudah bermutasi. Dahulu ku hanya pencemburu yang keliru. Kini, ku biarkan semua mengalir. Meskipun aku tak sebaik dulu, tapi ku ingin menjadi air yang menyejukkannya. Mengalir dengan bebas, ringan, dan jernih. Ku ingin transparan seperti air, dan ku harap dia juga begitu.

Aku percaya dia.

Alay Itu Update (?)

Apakah alay merupakan gaya hidup? Seperti yg kita telah ketahui, sesuatu yg banyak ditiru dan ada d mana2 adalah trend. Tp mengapa banyak ciri2 alay yg sangat terlihat d sebagian besar kalangan remaja sekarang. Sadar atau tidak sadar, trend alay semakin menjamur termasuk pada anak band, mungkin saya pun sudah agak terjangkit. Haha =P
Seperti yg tlah kita rasakan dalam pengalaman2, jika ada orang yg tdk mengikuti trend, biasanya masyarakat atau lingkungannya akan mengatakan bahwa orang itu tdk update. Nah, bagaimanakah dgn kita (orang2 yg tdk alay)? Apakah kita ini tdk update? Tdk mengikuti trend yg sedang marak ini? Waduh, sepertinya ini menyangkut harga diri. Lebih baik d bilang alay ataukah d bilang tdk update? Pilihan sulit. Apakah jawaban anda jika pertanyaan itu d tujukan pada anda?
Menurut pendapat saya, sepertinya jawablah dgn sederhana dan bijaksana : jadilah apa yg anda inginkan. Jika hati anda terpanggil untuk menjadi alay, kenapa tidak? Jika alay memang pilihan anda dan cocok dengan gaya hidup anda. Daripada anda menjadi orang2 pencela alay, padahal jiwa anda alay. Tapi jika alay tidak menceeminkan kepribadian anda, janganlah memaksakan utk menjadi alay.
Alay jg bukan berarti tidak memiliki sopan santun. Sadarkah kalian, Hai para pencela alay? Saya sebagai penganut golput (hehe) hanya ingin memberi saran. Jika "alay" tidak mengganggu anda, ada baiknya kita hidup bertenggangrasa. Coba bayangkan jika anda adalah pihak yg d lecehkan.
Lalu sebenarnya apa definisi alay? Para pencela alay selalu mendeskripsikannya dgn ciri fisik, gaya berpakaian, dan pergaulan. Padahal sih menurut saya alay itu lebih ke sikap "mengganggu privasi dan hak orang lain". Masa sih orang tdk salah apa2, lalu dicela begitu saja?


Sekian dulu ah. Mohon maaf jika tulisan ini tdk jelas tujuannya. Tapi ini memang topik kontroversi yg menarik untuk dibahas. Trimakasih utk yg sudah capek2 membaca! =P

Monolog

Pernahkah kau berbohong, atau setidaknya melebihkan suatu hal di hadapannya hanya karena ingin mendapatkan perhatiannya?
Pernahkah kau merasa sangat ingin pergi darinya hanya agar dia mengejarmu?
Pernahkah kau ingin menggigit tangannya sampai putus hanya supaya dia mengerti?
Dan aku mengalaminya.
Bahkan terkadang aku ingin mencongkel keluar bola matanya hanya karena aku tak ingin dia menatap makhluk lain (baca : perempuan) kecuali aku. Terkadang aku berkhayal bagaimana jika aku menjahit mulutnya agar hanya aku yang bisa mengerti apa yang dia bicarakan, dan agar dia tak memanggil mesra perempuan lain selain aku.
Andaikan itu terjadi pun, ku rasa itu tak ada gunanya.
Itu hanya pertanda bahwa aku terlalu menyayanginya. Dan aku sadari aku memiliki perasaan yang lebih besar darinya (lagi). Salah? Hati kecilku berkata TIDAK, tapi egoku berkata : ya, jelas!
Kenyataannya di sini apa?
Kalau jadi aku, pasti kalian akan mencoba untuk menghibur diri, bukan? Sudah. Tapi apa? Menghibur diri adalah salah satu cara untuk menghindari kenyataan. Oke, itu persepsiku.
Aku hanya menginginkan hal sederhana. Aku hanya ingin diyakinkan dalam bentuk yang konkret bahwa aku memang berbeda dari aku yang dulu masih “sendiri”. Ya harus! Kalau tidak, apa yang membedakan aku kini dan dulu? Lucu memang, tapi ini penting bagiku.
"Hati wanita sedalam samudera."
Ah, kiasan yang berlebihan! Maksudnya apa?
Hati wanita itu susah ditebak? Atau, wanita itu memang rumit?
Aku tahu kalimat ini dibuat oleh seorang laki-laki. Karena sebenarnya bukan karena hati wanita yang sedalam samudera, tapi laki-laki lah yang memang “tidak bisa berenang”, atau mungkin, “takut air"? Atau lebih parah lagi, laki-laki memang tak ingin tahu bagaimana isi dan dalamnya samudera (?)


Oke, aku mulai bingung ini sebenarnya pertanyaan atau pernyataan.